Sepanjang malam sebelum jenazah
dimakamkan, Tukul lebih sering berada di dalam kamar. Dia tidak mampu
menemui pelayat yang berdatangan ke rumah duka di Jalan H Jian Cipete,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kesedihan semakin terlihat saat prosesi
pemakaman di TPU Jeruk Perut yang dimulai pukul 09.20 kemarin (24/8).
Tukul bersama tiga anaknya, Ega Prayudi, Novita Eka Afriana, dan Wahyu
Jovan Utama, terus menangis.
Begitu pemakaman selesai, Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin memimpin pembacaan doa. ”Terima kasih, terima
kasih untuk semua yang sudah membantu,” kata Tukul.
Tukul mengungkapkan, istrinya tidak
pernah punya riwayat sakit berat kecuali asma. Dia lantas bercerita
singkat detail kronologi sebelum Susi dibawa ke RSIA Brawijaya pada
Selasa malam lalu (23/8).
”Istri saya habis salat Magrib bikin
susu buat anak. Setelah magrib itu baru enggak ada. Saya enggak ada
firasat sama sekali. Dia juga tidak meninggalkan pesan apa-apa,’’ kata
komedian yang terkenal dengan acara Bukan Empat Mata itu.
Ega Prayudi yang merupakan anak angkat
Tukul dan Susi menceritakan, sejak pagi ibunya tidak enak badan. Ibunya
sempat dibawa ke klinik, tapi tidak ditemukan gejala serius.
’’Ibu masih sempat ke pengajian di
Pondok Indah. Setelah magrib itu, rencananya mau buat surat keterangan
sehat untuk adik sekolah,’’ papar Ega yang kini berprofesi sebagai
polisi di Surabaya tersebut.
Ketika Susi salat Magrib, adik Tukul
yang bernama Bendel Sutadi, 48, menunggu di ruang tamu. Dia yang akan
mengantar Susi ke dokter untuk meminta surat sehat.
Namun, saat si bungsu, Jovan, 8, masuk
ke kamar, dia histeris ketika melihat ibunya telentang dalam kondisi
sesak napas. Saat itu Susi masih mengenakan mukena.
Mendengar Jovan berteriak, asisten rumah
tangga bernama Ari langsung masuk ke kamar Susi untuk mengecek. Saat
itu badan Susi sudah dingin, hanya leher yang hangat. Ari langsung
memanggil Tukul untuk memberi tahu bahwa Susi pingsan.
’’Mas Tukul menggoyang badannya, tapi
enggak ada reaksi. Tangannya sudah dingin. Karena penasaran dan tidak
yakin, Mas Tukul minta dibawa ke Brawijaya,’’ terang Ari.
Kepergian Susi di usia 48 tahun itu
memang sangat mengejutkan keluarga. Hari-hari sebelum meninggal dilalui
dengan normal. Malah pada Minggu lalu (21/8), Susi masih merayakan ulang
tahun putrinya, Novita Eka Afriana, yang ke-17.
Hanya, Susi memang sudah lama megidap
penyakit asma. Setiap hari dia menggunakan alat inhaler asma. ’’Dulu
pernah sesak napas sampai pingsan dua kali, dikeroki sembuh,’’ kata
Bendel.
Meski sedih, keluarga berusaha untuk
mengikhlaskan. ”Sekarang saatnya kita yang masih hidup berbuat
sebaik-baiknya,’’ ujar Tukul pelan.